Friday, June 3, 2016

#MovieReview : Neighbors (2014)

Kemarin siang, saya melakukan sebuah kegiatan yang dulu selalu saya lakukan namun kini sudah jarang saya lakukan: menonton TV. Then I was channel-surfing, and I ended up watching one of my favorite TV series, Lie to Me (season 2), for about 30 minutes

Setelah itu saya gabut. 

Awalnya mau tidur siang untuk menebus jam tidur malam saya yang 'pretty much messed up', tapi hati saya malah berkata: kenapa gak nonton film aja?

Dari situ, saya yang khilaf akhirnya beranjak ke fitur menu HBO On-Demand dan jeng jeng, saya tertarik dengan satu film yang sampulnya menampilkan wajah Seth Rogen dan Zac Efron secara bersamaan. It somehow looks freaking awesome and I decided to watch it right away
penampakan sampul film (image source)

Profil Film
Sutradara: Nicholas Stoller
Penulis: Andrew J. Cohen, Brendan O'Brien
Aktor/Aktris: Seth Rogen, Rose Byrne, Zac Efron, Dave Franco
Genre: Komedi
Durasi: 1 jam 37 menit
Produksi: Universal Pictures
Situs Resmi: Neighbors-movie.com
MPAA Rating: R

Rate:
IMDb:  6.4/10
Rotten Tomatoes: 73%
Metacritic: 68%

Jadwal Tayang:
Rilis Indonesia: Mei-Juni 2014
Rilis Film: 9 Mei 2014

(source)
Sinopsis 

The Radners (image source)
  • Versi Wikipedia: sinopsis
  • Versi saya (simplified version) :
Ceritanya ada sepasang suami istri bernama Mac dan Kelly Radner (Seth Rogen dan Rose Byrne) yang baru saja dikaruniai seorang anak bayi. Setelah memiliki bayi, mereka sebenarnya sering rindu akan masa muda mereka yang seru nan bebas. Namun begitu, mereka masih 'lumayan bisa' mengontrol kerinduan mereka. Hingga satu waktu, ada tetangga baru yang pindah ke sebelah rumah mereka.

Nah, masalahnya, tetangga baru mereka itu ternyata adalah sekelompok anak fraternitas yang kebetulan diketuai oleh seorang mahasiswa tingkat akhir yang bernama Teddy Sanders (Zac Efron). Seperti tipikal anak kelompok fraternitas biasanya, mereka hobi banget party dan melakukan hal-hal yang sifatnya pun 'liar'. Takut hal itu akan mengganggu kehidupan mereka dan bayi mereka, pasangan suami istri Radner pun mencoba berbagai cara untuk menyingkirkan para anak muda ini dari lingkungan mereka.

Ulasan Film
Setiap kali menonton film yang ber-genre komedi, saya selalu mengawalinya dengan ekspektasi menonton yang rendah. Lho? Kenapa? Alasannya sederhana saja: ya biar ntar kalau filmnya kurang lucu ya saya gak kecewa-kecewa amat. Hal ini pun saya terapkan pada film ini dan untungnya, film ini ternyata gak garing-garing amat, kok.

Mulai dari segi tema, film ini sukses mengangkat tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari penonton, yakni mengenai isu 'tetangga'. Tetangga memang bisa menjadi sumber masalah atau bahkan bisa juga menjadi sumber berkah bagi kita. Seperti kata pepatah dari Cina: a good neighbor is a found treasure. Dan di film ini, hal itu terpancar sekali melalui sudut pandang pasangan Radner yang sukses juga membuat saya ikut 'geregetan' melihat kelakuan para anggota fraternitas yang begitu 'live for the moment'.

ekspresi pasangan Radner saat melihat Teddy Sanders pertama kali (image source)
Selain mengangkat isu soal 'tetangga', 'Neighbors' juga mengangkat dua hal lain yang menurut saya bisa menjadi poin tambahan lain dari film ini. Dua hal tersebut adalah mengenai 'adulthood ' dan 'brotherhood '. Poin 'adulthood ' dapat dilihat melalui penggambaran kehidupan pasangan muda Radner yang melukiskan proses transisi dari 'kebebasan' menjadi 'kedewasaan'. Sedangkan poin 'brotherhood ' bisa kita dapat dari suka-duka Teddy Sanders and the gank dalam menjalani kehidupan ala kelompok persaudaraan.

Teddy Sanders and the Gank (image source)
Komedi yang dibawakan di film ini pun bisa dibilang ringan dan mudah dimengerti. Satu-satunya kekurangan dari film ini adalah ada beberapa humor yang miss dan saya rasa Stoller tentu masih bisa lebih 'memperdalam'  dan 'memperkaya' humor yang ada di film ini.

Kalau bicara masalah akting, disini saya terpukau pada akting Rose Byrne yang menurut saya begitu fresh dan hebatnya, mampu mengimbangi Seth Rogen yang notabene adalah seorang aktor komedi kawakan. Byrne akhir-akhir ini memang menyuguhkan acting range yang luas dan versatile, contohnya di X-men: Apocalypse (2016) dan Spy (2015). Selain Byrne, saya juga tertarik dengan akting Zac Efron yang berhasil menyuguhkan 'wibawa ala seorang presiden fraternitas' yang 'nakal' tapi juga 'memiliki rasa solidaritas yang sangat tinggi'. Ya, saya rasa semakin kesini, Efron sudah semakin mahir memudarkan imej 'Disney' yang begitu melekat pada dirinya.

Momen favorit saya adalah saat Teddy dan Pete (Dave Franco) berbaikan dengan saling berbalas kalimat berima. Hihi, menurut saya adegan ini bisa dibilang unik dan kreatif.

cuplikan momen favorit #1 (image source)
Saya juga lumayan tersentuh saat Teddy menyuruh Pete dan kawan-kawannya untuk kabur dan membiarkan Teddy menghadapi polisi sendirian. Ya, sebagai ketua fraternitas, Teddy merasa bertanggung jawab atas semua hal yang telah terjadi. Dia pun tidak mau kalau Pete, si wakil presiden fraternitas yang tergolong mahasiswa pintar sekaligus sahabat baiknya, jadi ikut terlibat dalam masalah yang tengah terjadi (That strong bromance feeling, man!). Saat itu pun Pete sempat menolak, namun Teddy justru bilang begini,

cuplikan adegan favorit #2, no homo lho ini (image source)

Teddy Sanders: You could be the president of the United Nations.
Pete: The UN doesn't have a president...
Teddy Sanders: See, that's what I mean, you know sh*t like that.


Wuhuu, I guess that's all. Overall, saya kasih nilai film ini 7,5/10.

And here is the trailer,





(PS: Oh iya, ternyata Neighbors 2: Sorority Rising (2016) baru aja keluar 20 Mei yang lalu! Tonton juga ya!)
Share:

0 comments:

Post a Comment