Monday, October 28, 2019

(Impresi Day 3) Kelas Filsafat Dasar LSFD 2019: Kelas Residensi II - Bagian 1

(Disclaimer: artikel ini bakal panjang karena saya benar-benar merangkum impresi saya selama kelas berlangsung. So sit back, relax, and enjoy!)

Hi Dialers!

Memasuki kelas residensi di hari kedua, saya ingat waktu itu cuacanya sedang panas membara dan super berangin. Debu beterbangan ke mana-mana, pokoknya bikin mata kelilipan maksimal deh. Maka dari itu, waktu saya menghampiri galeri, kok pintunya pada ditutup. Saya kira gagal ada kelas, padahal mayoritas pada mengungsi di dalam๐Ÿ˜‚. Dan hari itu Mida tidak datang, tapi saya berkenalan lebih dekat dengan seorang anak Poltekkes bernama Ika.


Ada yang Sudah Baca? (source)
Saat saya tanya kenapa tertarik belajar filsafat, ia menjawab karena filsafat kan mempelajari manusia juga, yang mana nantinya punya hubungan lekat dengan jurusannya yakni Promosi Kesehatan. Lebih detilnya, dia juga tertarik belajar filsafat setelah membaca buku Sapiens: A Brief History of Humankind. Widiih, ngeri-ngeri. Saya sendiri belum baca buku itu sih. Tapi memang sudah sering dengar dan direkomendasikan untuk segera membaca๐Ÿ˜€. Di sini, saya semakin takjub saja karena ilmu filsafat punya jangkauan dan paralelisme yang sangat luas. Saya tahu sih soal hal itu. Tapi ketika ditunjukkan contoh riil dari sekitar saya, yang tadinya hanya berupa teori-teori mendadak rasanya jadi lebih nyata.

(source)
Untuk materi yang bakal disampaikan hari ini, akan ada materi epistemologi oleh Mas Surya, kelas meditasi lanjutan oleh Falun Dafa, materi etika oleh Mas Yogi, serta pembuatan karya seni dan presentasi estetika bersama Mas Wenang. Hari kedua ini menurut saya lebih seru, lebih pecaahh, tapi juga sedikit bikin sedih (bagi saya). Mau tahu kenapa? Langsung baca saja deh semuanya di bawah!๐Ÿ˜

Kelas Epistemologi 

Mendengar kata epistemologi, saya masih ingat dulu waktu matkul Filsafat Ilmu, kata ini sering sekali didengungkan dan dibahas oleh dosen saya (sama seperti kata ontologi). Sekalipun begitu, saya tidak paham sama sekali mengenai materi tersebut dan waktu itu juga, saya belum tertarik pada filsafat hehe. Beruntunglah, di kelas filsafat dasar ini, materi tersebut akhirnya dibahas dengan jelas oleh Mas Surya dan Mas Sundana.

(source)
Oh iya, sedikit out of topic, Mas Surya ini ternyata teman dari teman saya yang pernah ikut sekolah ideologi tahun lalu di Kali Metro. Cool! Dan kabarnya, akhir tahun ini sekolah ideologi yang tidak dipungut biaya tersebut bakal dibuka kembali. Wah, jadi semakin tertarik buat ikutan nih.๐Ÿ˜

Kembali ke topik kelas epistemologi, akhirnya saya yang blo'on ini baru tahu kalau epistemologi ini merupakan filsafat pengetahuan. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang coba dijawab oleh epistemologi adalah apa itu pengetahuan, bagaimana cara mendapat pengetahuan, apakah pengetahuan itu terbatas, dan bagaimana cara mendapat pengetahuan secara benar.


Lebih lanjutnya, ketika suatu subjek meyakini sebuah proposisi, maka hal itu bisa saja didapat dari pengalaman inderawi yang aposteriori (empiris) atau menggunakan penalaran rasio yang apriori (rasionalis). Dalam hal ini, tokoh-tokoh seperti Plato, Aristoteles, dan Immanuel Kant pun santer mencuat untuk diperbincangkan. Tak kalah menarik, disebutkan pula teori-teori untuk menilai kebenaran seperti teori korespondensi (pengetahuan itu benar jika ada kesesuaian antara pernyataan dan fakta objektif di dunia nyata), koherensi (pengetahuan itu benar bila suatu pernyataan konsisten dengan sistem pernyataan sebelumnya), dan pragmatis (pengetahuan itu benar apabila pernyataan tersebut bermanfaat bagi kehidupan itu sendiri).


Cuplikan PPT Materi Epistemologi

Seperti biasa, ada sesi tanya jawab di penghujung sesi tapi seperti biasa pula, saya lupa dengan semuanya hehehe. Untuk para pembaca, saya mohon maaf tapi, biasakanlah diri Anda dengan kapasitas memori saya yang tak jauh beda dengan Dory ya.๐ŸŸ๐ŸŸ๐ŸŸ

Kelas Meditasi

Nah, sebelum kelas meditasi dimulai, sempat ada jeda cukup lama nih. Soalnya, pihak Falun Dafa baru tiba di lokasi setelah agak sorean. Alhasil, Mbak Dika menginstruksikan para peserta untuk bisa mulai bekerja pada karya seni mereka untuk kelas estetika nanti. Hihi, lucu-lucu dan kreatif-kreatif deh ketika saya mantengin karya puisi, gambar, dan patung tanah liat dari teman-teman๐Ÿ˜‚. Contohnya, ada yang bikin gambar (literally) abstrak hingga ada yang bikin patung ikan cupang segala๐Ÿ˜‚. Astaga, hiburan banget deh pokoknya!๐Ÿ˜‚

Sambil jeda ini, saya sempat ngobrol-ngobrol santai dengan Mas Daus, Nico, Mbak Aul, Ika, Wildan, Mas Krisna, Mbak Dika dan beberapa teman lainnya. Center point-nya lebih ke Mbak Dika sih, soalnya ia banyak cerita tentang pengalaman kuliah filsafatnya, tentang keterkaitan filsafat dan jurusan-jurusan kuliah para peserta, dan beberapa hal lainnya.

Setelah Mbak Dika pergi, kami para peserta masih ngobrol sambil ndagel-ndagel enggak jelasAsli deh, kocak banget wkwk. Mas Daus pun sempat dengan malu-malu menanyakan perihal karya gambar portrait wajah wanita dan puisinya yang keren abis. Kami semua sepakat memuji dong. Tapi, Mas Daus-nya malah menampakkan raut malu-malu tidak setuju ahaha. Sedangkan Wildan dan Nico sama-sama kompak menggambar abstrak๐Ÿ˜‚. Gambar punya Nico terutama, hasilnya malah mirip seperti lambang Falun Dafa. Makanya, kami jadi menjuluki dia dengan sebutan si master Falun๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚. Dan bukannya ngeles, Nico malah mengiyakan karena ia sebenarnya nge-fans sama Falun Dafa.๐Ÿ˜‚

(source)

Setelah jam 3 atau 4 sore, barulah para praktisi Falun Dafa datang. Para peserta kembali bermeditasi di halaman depan galeri dengan mengulang gerakan-gerakan yang kemarin sudah diajarkan. Praktiknya pun masih diiringi lantunan musik yang bikin saya kepikiran putri-putri drama kerajaan Cina๐Ÿ˜…. Kendati begitu, meditasi hari ini tidak selama kemarin karena mungkin cuacanya lumayan berangin. Sebagai gantinya, kami dan para anggota LSFD disuruh untuk duduk melingkar. Para praktisi Falun Dafa ada yang ikut duduk melingkar dan ada yang duduk di tengah lingkaran.

Di momen itulah, para praktisi Falun Dafa bercerita tentang sejarah dan ajaran-ajaran apa saja yang bakal diterima jika menjadi anggota komunitas Falun Dafa. Sekilas yang saya ingat sih, Falun Dafa ini bermula dari Cina lalu menyebar ke seluruh dunia karena manfaatnya yang luar biasa. Lalu, sebagai anggota nantinya juga diwajibkan untuk membaca buku Zhuan Falun yang isinya tentang pelajaran etika dan alam semesta gitu deh. Para praktisi juga kembali menceritakan testimoni mereka setelah masuk komunitas Falun Dafa. Ada yang akhirnya sembuh dari penyakit keras, ada yang jadi berhenti merokok padahal dulu perokok berat, dan sebagainya.

(source)
Para praktisi Falun Dafa juga menekankan kalau mereka tidak memaksa siapa pun untuk ikut komunitas tersebut. Yang terpenting, kalau mau belajar untuk mengelola jiwa dan raga dengan baik, boleh banget untuk ikut Falun Dafa ini. Oh iya, Falun Dafa juga memberi beberapa petuah dan ungkapan tentang kehidupan saat sesi ini berlangsung.

Kalau saya sih paling suka dengan ungkapan dari seorang praktisi yang berbunyi: "Kalau masih muda seperti kalian-kalian ini, biasanya kalian akan tergiur dengan cara-cara yang 'instan'. Tapi, saya himbau agar kalian jangan sekali-sekali mengikuti jalan itu. Karena, itu nanti bakal termasuk sebagai yang namanya 'hutang'. Dan yang namanya 'hutang', ya nanti pasti harus 'dibayar'."

Hehe, rada-rada ngeri tapi tetap mantap jua bukan?


------ TO BE CONTINUED -----
Share:

0 comments:

Post a Comment