Tuesday, January 31, 2017

Newsflash: INTJs are most likely to end up suffering in hell!

(Kalau kalian penasaran dan ingin tahu penjelasan lengkap mengenai tes MBTI versi Wikipedia, kalian bisa klik di sini. Sedangkan untuk penjelasan lengkap mengenai INTJ versi Wikipedia, kalian bisa klik di sini)

Warning: this post is most likely wrapped as a joke so, come on! Don't take it too personally!

Setiap hari ― bukan, setiap detik ― saya selalu dibayangi dengan pertanyaan jahanam bernada 'apakah pada ujungnya saya hanya akan berakhir di neraka?'. Well, saya paham kalau pertanyaan macam ini adalah pertanyaan yang mainstream ― namun juga bisa dibilang esensial ―  karena Ia pasti dipertanyakan oleh setiap insan yang garis hidupnya berujung pada keabadian bertajuk 'kematian'. Jujur saja ya, sebagai seorang INTJ, saya tidak terlalu optimis akan hal ini. Melihat orang yang begitu percaya diri akan lolos dari neraka pun membuat saya merasa cringey sekaligus kagum (may the odds be ever in your favor, guys).


Alasan dari kepesimisan saya tadi bisa jadi karena kriteria untuk masuk neraka maupun masuk surga masih lumayan membingungkan bagi saya. Ya, saya tahu kalau mayoritas kriteria itu sudah disebut di berbagai kitab suci, ditafsirkan, dan disampaikan secara gamblang oleh para ahli serta pemuka agama. Namun secara personal, sebagai seseorang yang butuh definite kind of criteria, saya masih meragu apakah 'orang baik' akan selalu masuk surga dan 'orang jahat' akan selalu masuk neraka (who knows what God knows). However, it's not like I'm questioning every single validity and axiom ― toh pada akhirnya ya saya juga jelas ingin masuk surga. Cuma, saya kurang optimis, itu saja.

Lucunya, pagi ini otak saya sedang ingin 'berbelok'. Bila pada pernyataan-pernyataan sebelumnya saya terkesan tidak ingin memberi label, tapi nyatanya kok saya tiba-tiba terpikir bahwa INTJ adalah salah satu kandidat kepribadian yang paling potensial untuk masuk neraka (lol). Without further due, here are the reasons why:

1.    Terlalu Banyak Mempertanyakan Kebenaran

Lho? Bukannya selalu mempertanyakan kebenaran itu bagus? Ehem, tolong bedakan penggunaan kata 'selalu' dan 'terlalu', ya. Terlalu banyak mempertanyakan kebenaran itu yang bodoh, yang bisa jadi akan membuat siapa saja keblinger alias tersesat. 

image source
The thing is, INTJs are delicately prone to this issue. Bukannya sok religius atau bagaimana ya, tapi masih ingat kan dengan kisah Nabi Musa AS, kaum Bani Israil, dan sapi betina? Itu lho, yang tertera di Surah Al-Baqarah ayat 67-71? Nah, ya itu, terkadang karena terbawa oleh kutukan superiority complex, para INTJ bisa jadi se-terbelakang dan se-laknat itu. .

2.    Sering Dianggap Arogan

image source
Sudah bukan rahasia Ilahi lagi kalau seorang INTJ sering meremehkan sesuatu karena Ia acap kali merasa dirinya terlampau mampu (terutama INTJ tipe assertive). Alhasil, Ia jadi dianggap arogan oleh orang-orang sekitar. Ia pun jadi sering menuai banyak kebencian. Lol, terkesan dramatis dan menyeramkan, ya? Hihi, ya gitu deh, makanya dia kemungkinan besar berjodoh sama yang namanya neraka.  

3.    Kerap Kurang Peduli dengan Perasaan Orang Lain

image source
Ya, singkatnya, INTJ memang termasuk yang kurang peduli dengan para makhluk di sekitarnya, yang mana merupakan kelebihan sekaligus kelemahan dari INTJ. Kalaupun mereka berlagak peduli, mayoritas hanya sekedar untuk basa-basi atau karena mereka berprasangka buruk pada individu atau kelompok yang bersangkutan. Alhasil, banyak juga yang pada akhirnya jadi malas untuk peduli secara tulus pada si INTJ. Bahkan, mungkin diam-diam banyak juga yang mendoakan si INTJ ini agar segera mampus alias enyah dari dunia ini (eh buset).

4.    Munafik

image source
Nah ini, alasan yang paling ultima. Seperti yang kita semua ketahui, Tuhan begitu membenci golongan manusia yang munafik. And guess what? For INTJs, hypocrisy is like their true bff. Kenapa? Entahlah, biasanya mereka sering bilang 'tidak' meski faktanya mereka ingin bilang 'iya' (atau sebaliknya). Standar lah ya, alasannya sih untuk kepentingan image building. Namun terkadang, INTJ lupa kalau aktivitas image building tersebut adalah kunci utama yang akan mengantarkan mereka ke depan gerbang neraka.


Bagaimana? Sudah merasa terhibur akan rentetan kebodohan INTJ di atas? Ahaha, sekali lagi saya mau mengingatkan, semua ini cuma sepintas lawakan ala INTJ yang terkenal receh (pasalnya hidup ini memang hanyalah senda gurau belaka). Jadi, apabila ada (baca: banyak) poin-poin yang menurut kalian berbau idiot maupun kontradiktif, ya maklumi saja. Namanya juga guyonan.

Toh pada intinya, artikel ini saya buat untuk menunjukkan sisi manusiawi INTJ, yang bisa 'pintar' sekaligus 'bodoh' secara simultan— yang sama-sama punya kesempatan untuk masuk neraka persis seperti manusia maupun personalities yang lainnya.

So, as usual, don't get us wrong since we all have the same amount of chance to enter this uncomfortably fiery place called 'hell' — baik neraka yang asli maupun jenis 'neraka' yang lain.



PS: maaf kalau artikel ini terlalu random dan judulnya agak terkesan clickbait (hehe). Stay awesome, folks!
Share:

2 comments:

  1. Hhaha...Pendapat anda sangat benar sekali. Emang seorang INTJ tergolong sangat sombong, meremehkan manusia, acuh tak acuh, percaya tidak ada yang mustahil, banyak hal lain yang membuat kita termasuk calon penghuni neraka.

    ReplyDelete