Hi Dialers!
Selamat datang kembali di seri artikel impresi kelas filsafat dasar LSFD. Bersama saya, mbak-mbak baru lulus yang masih mengincar kesempatan bergaul dengan dedek-dedek kuliah gemes 😏😆. Seperti janji saya sebelumnya, kali ini saya akan mengupas tuntas segala impresi, keseruan, dan barisan aktivitas yang dilaksanakan saat kelas residensi hari pertama. Tanpa banyak basa-basi lagi, yuk simak selengkapnya di bawah!
![]() |
(source) |
Very First Impression tentang Tempat Kelas Residensi
![]() |
Halaman Depan Dialectic Gallery, tapi foto ini bukan kelas filsafat dasar yaa (source) |
Kelas residensi dua hari berturut-turut digelar di Dialectic Gallery yang terletak di Jalan Sumbing. Lokasi galeri seni adem nan asri ini jaraknya hanya beberapa rumah di belakang Malang Strudel. Dialectic Gallery sendiri adalah rumah lawas dari seorang seniman bernama Pak Bambang SW. Ia disulap menjadi sebuah galeri seni yang tak besar tapi sangat sangat homey dan bikin betah sekali💖.
Di bagian depan bangunan galeri pun, terdapat sebuah halaman yang dihiasi rerumputan hijau dan pohon Plumeria yang rindang. Sehingga, tidak heran kalau galeri ini sering juga dijadikan spot yang intimate untuk acara bedah buku, seminar, dan acara seni/kebudayaan lainnya. Pertama kali ke galeri ini, saya auto jatuh cinta sekaligus agak merasa kuper juga. Pasalnya, selama lebih dari dua puluh tahun hidup di Malang, saya baru tahu kalau ternyata ada spot galeri seni yang se-asoy ini.
![]() |
Bagian Dalam Galeri |
Menurut jadwal sih, kelas bakal dimulai pukul 1 siang. Tapi ya, namanya juga jam karet Indonesia, kelas baru dimulai pukul setengah 2 siang gara-gara menunggu banyak peserta yang belum datang. Saya sendiri sampai di tempat pada pukul 1 kurang dan bertemu dengan peserta lain yang bernama Mida. Mbak-mbak ini asalnya dari Cianjur dan berkuliah di Sastra Cina UB. Beruntung kemarin malam, kami sudah saling berkenalan. Jadinya kami anti awkward deh haha.
![]() |
Ciluk ba... |
Kelas Metafisika
![]() |
Sekilas tentang PPT Materi Metafisika dari Mbak Dika |
Saya pun penasaran dengan siapa pemateri yang akan memandu para peserta menuju kepeningan yang hakiki ini. Usut punya usut, ternyata pematerinya adalah Mbak Dika Sri Pandanari. Jujur saja ya, saya awalnya sempat skeptis kalau pemateri filsafatnya adalah seorang perempuan. Dalam hati, saya seperti meremehkan dan mempertanyakan, apakah seorang perempuan mampu membawakan materi filsafat seberat ini dengan baik? Gila memang sih, saya pun baru sadar kalau saya ternyata punya cara pandang yang se-sexist itu😶.
Tapi faktanya, saya keliru. Saya keliru sekeliru-kelirunya, deh. Mbak Dika ini ternyata sudah punya sepak terjang yang alamak karena dia sudah banyak mengisi kuliah tamu seputar filsafat di universitas seperti UIN, UMM, hingga universitas saya sendiri yakni UM. Dia pun sekarang sedang menempuh pendidikan S2 Filsafat di STF Widya Sasana Malang.
Dan asli, penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh Mbak Dika ini gampang banget untuk dicerna dan bisa dibilang amat mengalir. Analogi-analogi yang dipakai pun sederhana dan mudah dimengerti. Seperti saat menjelaskan prinsip kausalitas Aristoteles, yang mana merupakan pembuktian atas sanggahan teori pancaran dunia ide Plato, Mbak Dika cukup menggunakan analogi mie ayam. Kausalitas Aristoteles yang terdiri dari kausa materia, kausa forma, kausa efficientis, dan kausa finalis secara berurutan dijabarkan menjadi bahan mie ayam, bentuk yang menaungi mie ayam, penyebab mie ayam (dalam hal ini penjual), dan tujuan diciptakannya mie ayam (entah itu untuk dimakan atau yang lainnya).
![]() |
(source) |
Selesai materi, para peserta pun disuguhi sebuah video dari Vice (p.s. I love Vice to the moon and back💖) yang menguak kisah tentang 'the most polluted city on earth'. Kota ini bertempat di Cina dan bernama Linfen. Saking parahnya, bernafas di sana kabarnya sama saja dampaknya dengan merokok sebanyak 3 pack! Well, I'm not a freakin' enviromentalist— tapi, melihat betapa edannya efek samping industri batubara di sana bikin saya agak geram juga😐.
![]() |
Salah Satu Pertanyaan untuk Kelompok dan Bonus Candid Mbak Dika hehe |
Nah, di sinilah para peserta akhirnya dibagi menjadi beberapa kelompok dan disuruh menelaah video ini berdasarkan beberapa pertanyaan metafisika tadi. Sehingga, diharapkan metafisika bisa dijadikan alat untuk mengetahui asal muasal dan substansi dari suatu permasalahan. Kebetulan kelompok saya (Mas Daus Psikologi UMM, Nico IT UB, sama satu lagi mas siapa ya haha maaf lupa😅) kebagian pertanyaan untuk menelusuri dan mendefinisikan hubungan kualitas Aristotelian mengenai problema dalam video. Kalau mau dijabarkan jawaban kelompok saya dan feedback dari Mbak Dika mungkin bakal kepanjangan artikelnya. Jadi, tidak usah saya taruh dalam artikel ini ya? Sebagai gantinya, kalau mau ikut menonton videonya, silahkan putar di bawah ini nih😀.
Kelas Meditasi oleh Falun Dafa
Waktu sudah menunjukkan sekitar pukul setengah 4 sore. Para peserta diperbolehkan untuk ishoma. Selanjutnya, kelas disambung dengan aktivitas meditasi dari sebuah komunitas bernama Falun Dafa. Mbak Dika pun sudah menjelaskan sebelumnya bahwa ia sengaja memilih komunitas ini karena tidak terkoneksi dengan suatu agama mana pun. Kalau pun ada peserta yang tidak bersedia ikut meditasi dengan alasan tertentu juga tidak apa-apa kok. Haha, kalau saya sih malah penasaran ya seperti apa model meditasi yang ditawarkan. Karena saya yang cupu ini memang belum pernah ikut yang begitu-begituan😅.
![]() |
(source) |
Lagi-lagi, dalam mindset sotoy saya, saya mengira bahwa meditasi ini bakal cuma duduk-duduk santuy sambil merem sampai saya akhirnya bakal ketiduran pulas. Namun tak disangka, ternyata meditasi ini malah bikin keringetan juga (hiks😓). Gerakan-gerakannya memang sederhana, tapi diulang-ulang, dan beberapa ada yang ditahan hingga sekitar tujuh menitan. Alhasil, ada satu gerakan yang bikin pundak kiri saya rasanya sampai berat maksimal bak kembali ditumpangi beban-beban nyekripsi kemarin💀.
Tapi syukur deh, saya bisa menyelesaikan semua gerakan dengan (cukup) baik. Soalnya, ada beberapa peserta yang tidak kuat melanjutkan karena merasa mual atau encok di bagian tulang punggung😂. Sang praktisi meditasi pun menegaskan bahwa itu adalah proses pemurnian. Alias tandanya, ada beberapa peserta yang kemungkinan mengalami penyakit namun baru terdeteksi lewat proses meditasi ini. Widih, ngeri-ngeri sedap kan?
![]() |
(source) |
Oh iya, kalau mau bergabung dengan komunitas Falun Dafa, bisa banget kok menyambangi mereka di Car Free Day Ijen setiap hari Minggu. Bergabung dengan Falun Dafa pun tidak akan dipungut biaya karena sifatnya adalah kegiatan sosial. Komunitas Falun Dafa sendiri katanya sudah tersebar di 114 negara di dunia. Nanti, para anggotanya tak akan hanya dibimbing untuk meditasi secara raga namun juga dari segi meditasi jiwa. Bagaimana? Tertarik untuk ikut bergabung?
------ TO BE CONTINUED -----
0 comments:
Post a Comment